RHD. Pagi menjelang tengah hari, terdengar suara di salah satu batang atas salah satu pohon Jati (Tegtona grandis) di areal Rain Forest. Mata saya segera mengati, seiring berkelebat seokor burung dengan bulu sayap bergaris diantara burung-burung lain yang sedang asyik mandi hari ini.
Dan betapa kaget bercampur riang seekor burung Pelatuk hinggap di dahan Jati lain dari asal suara pertama terdengar. Bahkan pohon hinggapnya semakin dekat dengan posisi saya berdiri, di lorong antara Pelataran Mappasomba dan Karannuang.
Bagaimana tidak gembira, burung jenis ini sudah sangat lama baru bisa melihatnya lagi. Sekitar 20 tahunan silam, di sebatang pohon Rao di tepi sawah di Cunda. Ketika hari ini bisa melihatnya di Ruah Hijau Denassa (RHD) bersama aneka burung lain yang telah lebih dulu tinggal dan bermain di sini.
Tak berpikir panjang, saya menyegerakan diri masuk ke rumah mengambil kamera dan handycam. Tapi sayang ketika keluar membopong alat perekam gambar itu, burung pelatuk itu telah beranjak dari pohon terakhir saya lihat. Saya tidak putus asa, saya keliling area konsevasi selatan dekat Pelataran Karannuang. Setelah cukup pegal kepala memperhatikan batang dan dahan pohon, akhirnya burung itu kembali saya temukan. Tantangan yang saya dapat burung ini tergolong cepat pindah dari dahan ke batang pohon lain. Sehingga harus lebih fokus dalam mengamatinya.
Akhirnya saya mendapat beberapa gambar, meski tidak tergolong ekslusif karena mobiltas si pelatuk yang benar-benar cepat. Gambar terakhir saya dapatkan di atas pohon Kaweni (Mangga Macan), meski jaraknya cukup tinggi dari tempat saya berdiri tapi disini saya berhasil merekam agak lama dalam posisi vertikal.
Burung Pelatuk salah satu burung yang telah jarang terlihat. Kita berharap populasinya bisa diselamatkan. Caranya gampang, dengan terlibat aktif menjaga habtatnya dan jangan pernah tertarik menangkapnya dengan cara apapun. Salam Lestari. Darmawan Denassa.
Dan betapa kaget bercampur riang seekor burung Pelatuk hinggap di dahan Jati lain dari asal suara pertama terdengar. Bahkan pohon hinggapnya semakin dekat dengan posisi saya berdiri, di lorong antara Pelataran Mappasomba dan Karannuang.
Bagaimana tidak gembira, burung jenis ini sudah sangat lama baru bisa melihatnya lagi. Sekitar 20 tahunan silam, di sebatang pohon Rao di tepi sawah di Cunda. Ketika hari ini bisa melihatnya di Ruah Hijau Denassa (RHD) bersama aneka burung lain yang telah lebih dulu tinggal dan bermain di sini.
Tak berpikir panjang, saya menyegerakan diri masuk ke rumah mengambil kamera dan handycam. Tapi sayang ketika keluar membopong alat perekam gambar itu, burung pelatuk itu telah beranjak dari pohon terakhir saya lihat. Saya tidak putus asa, saya keliling area konsevasi selatan dekat Pelataran Karannuang. Setelah cukup pegal kepala memperhatikan batang dan dahan pohon, akhirnya burung itu kembali saya temukan. Tantangan yang saya dapat burung ini tergolong cepat pindah dari dahan ke batang pohon lain. Sehingga harus lebih fokus dalam mengamatinya.
Akhirnya saya mendapat beberapa gambar, meski tidak tergolong ekslusif karena mobiltas si pelatuk yang benar-benar cepat. Gambar terakhir saya dapatkan di atas pohon Kaweni (Mangga Macan), meski jaraknya cukup tinggi dari tempat saya berdiri tapi disini saya berhasil merekam agak lama dalam posisi vertikal.
Burung Pelatuk salah satu burung yang telah jarang terlihat. Kita berharap populasinya bisa diselamatkan. Caranya gampang, dengan terlibat aktif menjaga habtatnya dan jangan pernah tertarik menangkapnya dengan cara apapun. Salam Lestari. Darmawan Denassa.