RHD. Setiap provinsi di Indonesia memiliki flora dan fauna identitas yang merupakan simbol serta mencerminkan keanekaragaman hayati masing-masing daerah. Penentuan flora dan fauna identitas itu didasari alas pemilihan yang bernas antara lain hewan dan tumbuhan itu merupakan flora dan fauna endemik, komoditi andalan, memiliki keterikatan historis dan kultural dengan masyarakat dari wilayah itu.
Nah, sudah tahu belum apa indentitas flora dan fauna provinsi Sulawesi-selatan?
Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai salah satu provinsi di Indonesia juga memiliki flora dan fauna identitas. Lontar (Borassus flabellifer) merupakan flora identitas Sulsel sedangkan faunanya yakni Burung Rangkong bernama lain Alou atau Julang Sulawesi dengan nama latin Aceros cassidix.
Kedua lambang flora dan fauna ini telah dipublikasikan dalam bentuk prangko dan Sampul Hari Pertama (SHP) oleh pemerintah Republik Indonesia melalui PT. Pos Indonesia, tepatnya tanggal 5 November 1996 memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Penerbitan ini merupakan seri ke empat yang dimulai sejak tahun 1993.
Mengapa Pohon Lontar (Borassus flabellifer)
Pohon Lontar memiliki keterikatan dan kedekatan secara kultural dengan masyarakat Sulsel. Pohon ini menghasilkan daun yang digunakan sebagai media menuliskan naskah-naskah penting sebelum Potugis memperkenalkan kertas pada masyarakat Sulsel dan masyarakat lain di nusantara. Sejak dahulu hingga sekarang Lontar yang menghasilkan nira yang memberi dampak penting secara sosial dn ekonomi baik menjadi gula, cuka, dan lainnya. Buah Lontar menyerupai kelapa kecil berwarna hitam, dengan daging muda yang kenyal, berair, dan berasa manis.
Menjadi identitas dibanyak lembaga dan instansi penting di Sulsel antara lain pada lambang Propinsi Sulawesi Selatan, lambang Universitas Hasanuddin, bahkan menjadi lambang Kondam VII Wirabuana sejak kodam ini bernama Kodam XIV Hasanuddin.
Jadi meskipun di Sulsel terdapat tanaman endemik namun alasan kedekatan secara kultur, sosial, dan sejarah serta mengukuhkan simbol Lontar yang penuh manfaat menjadi alasan pemilihan Lontara (sebutan dalam bahasa Makassar) sebabagi indentitas Fauna Sulsel yang mencerminkan harapan pada masyarakat yang hidup di wilayah ini■ Darmawan Denassa
Nah, sudah tahu belum apa indentitas flora dan fauna provinsi Sulawesi-selatan?
Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai salah satu provinsi di Indonesia juga memiliki flora dan fauna identitas. Lontar (Borassus flabellifer) merupakan flora identitas Sulsel sedangkan faunanya yakni Burung Rangkong bernama lain Alou atau Julang Sulawesi dengan nama latin Aceros cassidix.
Kedua lambang flora dan fauna ini telah dipublikasikan dalam bentuk prangko dan Sampul Hari Pertama (SHP) oleh pemerintah Republik Indonesia melalui PT. Pos Indonesia, tepatnya tanggal 5 November 1996 memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Penerbitan ini merupakan seri ke empat yang dimulai sejak tahun 1993.
Mengapa Pohon Lontar (Borassus flabellifer)
Pohon Lontar memiliki keterikatan dan kedekatan secara kultural dengan masyarakat Sulsel. Pohon ini menghasilkan daun yang digunakan sebagai media menuliskan naskah-naskah penting sebelum Potugis memperkenalkan kertas pada masyarakat Sulsel dan masyarakat lain di nusantara. Sejak dahulu hingga sekarang Lontar yang menghasilkan nira yang memberi dampak penting secara sosial dn ekonomi baik menjadi gula, cuka, dan lainnya. Buah Lontar menyerupai kelapa kecil berwarna hitam, dengan daging muda yang kenyal, berair, dan berasa manis.
Menjadi identitas dibanyak lembaga dan instansi penting di Sulsel antara lain pada lambang Propinsi Sulawesi Selatan, lambang Universitas Hasanuddin, bahkan menjadi lambang Kondam VII Wirabuana sejak kodam ini bernama Kodam XIV Hasanuddin.
Jadi meskipun di Sulsel terdapat tanaman endemik namun alasan kedekatan secara kultur, sosial, dan sejarah serta mengukuhkan simbol Lontar yang penuh manfaat menjadi alasan pemilihan Lontara (sebutan dalam bahasa Makassar) sebabagi indentitas Fauna Sulsel yang mencerminkan harapan pada masyarakat yang hidup di wilayah ini■ Darmawan Denassa