RHD. Ada yang istimewa di malam Senin (1/4/13), karena kami menikmati malam bersama di Pelataran Mappasomba di atas hijau rumput di bawah cahaya bintang. Terbayang duduk melingkar sembari dihibur suara jangkrik, nyanyi cacing, dan katak dari arah kolam. Malam malam unik ini merupakan usaha melanjutkan saat-saat indah ketika masih bersama orang tua, ketika suatu malam setelah membakar seekor ayam jantan kami makan malam bersama di samping rumah, ruang terbuka yang menjadi tempat kami menjemur gabah.
Malam ini kami (keluarga Denassa) tidak sendiri ada Mursal dan Akbar teman dari Bulukumba bersama dua orang teman lain yang juga dari Bulukumba. Kami juga bersama tiga ekor ayam bakar Tolak Pinggang dengan sayur bening dan cobek-cobek ala Rumah Hijau Denassa (RHD).
Setelah makan kami lanjutkan bincang tentang lembaga. Tak terasa larut telah tiba, rumput semakin lembab kami akhiri perbincangan. Tapi dalam pikiranku terus tumbuh mimpi mengajak lebih banyak orang menikmati malam seperti ini. (Denassa)
Menu makan malam di Rumah Hijau Denassa. Foto: Gunggu |
Malam ini kami (keluarga Denassa) tidak sendiri ada Mursal dan Akbar teman dari Bulukumba bersama dua orang teman lain yang juga dari Bulukumba. Kami juga bersama tiga ekor ayam bakar Tolak Pinggang dengan sayur bening dan cobek-cobek ala Rumah Hijau Denassa (RHD).
Setelah makan kami lanjutkan bincang tentang lembaga. Tak terasa larut telah tiba, rumput semakin lembab kami akhiri perbincangan. Tapi dalam pikiranku terus tumbuh mimpi mengajak lebih banyak orang menikmati malam seperti ini. (Denassa)