Senin, 25 Maret 2019

Perjalanan Menuju Rumah Denassa

Guru Yulmi Linda Lestari

Hari ini menjadi hari ketiga Workshop Guru Literat yang sedang saya ikuti bersama 29 guru lain. Kami telah melewati dua hari bersama yang sangat menyenangkan. Hari ini,  kami para guru hebat akan melakukan perjalanan menuju Rumah Hijau Denassa (RHD)  yang juga merupakan Kampung Literasi di daerah Bontonompo, Gowa, Sulsel. Ini merupakan kali pertama saya mengunjunginya.

* * *
Penulis di Taman Baca Denassa, RHD.

Dengan semangat yang luar biasa, pagi ini saya bangun lebih awal dari biasanya. Mempersiapkan semua perlengkapan sebagai bekal outing hari ini. Sudah tidak sabar ingin merasakan langsung turun ke sawah, menanam padi bersama teman-teman guru lain. Tidak lupa saya sarapan dan meminta restu (izin)  kepada kedua orangtua.
Tepat pukul  7.30 Wita, saya berangkat menuju kampus Unismuh. Teman- teman sudah menunggu disana.

Panitia menyediakan dua titik sebagai tempat perkumpulan kami, titik pertama di  JILC Perintis dan titik kedua di samping halte depan kampus Unismuh.  Saya menggunakan jasa grab untuk berangkat ke Unismuh. Kurang lebih 10 menit saya telah tiba di lokasi, kebetulan rumah saya di BTN  Minasa Upa jaraknya tidak terlalu jauh dari Unismuh.
Tiba disana, nampak beberapa teman-teman sudah lebih dulu menunggu. Satu persatu teman-teman lain berdatangan. Sambil menunggu bus yang berangkat dari titik pertama, kami semua berbincang-bincang  ringan membahas project yang akan kami jalani.

Bus yang akan membawa kami tiba, rona bahagia terlihat jelas dari raut wajah teman-teman. Sebelum naik ke bus, kami sempatkan berfoto terlebih dahulu dengan mengambil background spanduk yang ditempelkan di badan bus.

Selama perjalanan, teman-teman di bus bercerita panjang lebar. Guru Kadie,  Ari, dan Guru Wiah terlibat obrolan seru. Saya hanya mendengarkan dan sesekali tertawa karena ada guyonan didalamnya. Kurang lebih 30 menit kami lewati, dan tidak terasa kami telah sampai ditempat tujuan.

Suasana  yang saya rasakan ketika turun dari bus serasa damai. Nampak daun-daun hijau, tempat ini  penuh dengan nuansa hijau. Teman-teman langsung berhamburan mengambil take gambar. Ditambah lagi kami semua dibagikan caping. Caping adalah topi yang biasa digunakan para petani ketika di sawah.

Suasana di halaman depan Rumah Hijau Denassa (RHD)
Suasana disini benar-benar damai, ada kolam ikan, ada taman baca. Sangat menarik. Susunan buku-buku yang begitu tertata rapi. Indah. Sangat indah.
Penuh syukur saya bisa menginjakkan kaki di tempat ini. Semoga tempat ini bisa menjadi inspirasi saya dalam mengembangkan literasi kedepannya.

* * *

Pukul 09.00 lewat kami diajak ke Pelataran Mappasomba, sebuah halaman di bagian belakang  rumah, untuk menyantap breakfast, sarapan pagi yang telah disiapkan untuk kami. Sarapan pagi kali ini terbilang unik, karena menunya labu kuning ditaburi kelapa parut beralas daun. The first time, saya mencoba menu ini. Ternyata sangat enak!  Ditambah suasana,  menambah keakraban kami para guru yang ikut kegiatan.

Sekitar pukul 10.40 kami semua berangkat menuju sawah. Kami beramai-ramai dengan semangat yang tinggi. Denassa menginstruksikan kepada kami agar berbaris memanjang kebelakang. Kita harus belajar tertib. Perjalanan cukup panjang, kami menempuhnya sekitar 15 menit dengan berjalan kaki.
Tibalah di salah satu pematang sawah. Sawah milik Denassa ini berbeda dari sawah-sawah lainnya, karena di pintu masuk nampak tulisan-tulisan indah seperti  "Sawahku" dan ornamen-ornamen indah lainnya. Sesampai di dalam, kami diinstruksikan untuk foto bersama oleh pendamping dari RHD,  sebagai dokumentasi kegiatan kami.
Tiba di Sawahku, kami kembali mengabadikan suasana dan kebersamaan
perpaduan ornamen yang ada serta padi yang mulai menguning sangat pas
untuk kami abadikan.

Saya sudah sangat semangat untuk menanam padi. Dalam menanam padi ada cara yang harus kami perhatikan. Daeng Taba, fasilitator yang bertindak sebagai guru yang mengajar kami cara menanam padi. Ia memberi aba-aba dan tata cara yang benar yaitu jari telunjuk sejajar dengan akar padi dan menggunakan dua jari.

Pertama menginjakkan kaki ke sawah, perasaan saya sangat wow. Karena ini pertama kalinya saya langsung turun ke sawah untuk menanam padi. Hanya beberapa dari kami yang siap turun untuk berkotor-kotor ria. Sebuah pengalaman yang sangat menarik. Setelah puas  menanam, selanjutnya kami membuat karya dari tanah liat. Kami membentuk sapi, kerbau, dan sebagainya berbahan tanah liat yang kami ambil disana. Luar biasa. Beberapa momen tidak lupa kami abadikan untuk mengenang hari ini.
Menjelang waktu Dhuhur, kami siap-siap kembali ke RHD untuk persiapan makan siang dan shalat.

* * *

Setelah sampai di RHD, saya dan beberapa teman lainnya bersih-bersih dan mengganti pakaian karena tadi habis turun ke sawah. Masih membekas bagaimana keseruan sewaktu pertama kali kaki menginjak sawah yang penuh dengan lumpur  :) setelah bersih-bersih kami makan siang.

Masyaa Allah! Moment makan siang kali ini benar-benar nikmat. Mengapa saya mengatakan seperti itu, karena makan siang ini kami lewati dengan cara liwet. Menunya cukup sederhana yaitu ikan kering, tahu, sayur bening,  dan sambal. Sangat menggugah selera, terbukti saya sampai nambah tiga kali hehe.. Setelah makan, saya dan guru Mirna shalat Dhuhur.

Selang beberapa waktu kami kembali berkumpul di halaman belakang, untuk mendengar materi dari Denassa tentang Keanekaragaman Hayati.
Saya pribadi sangat takjub atas penjelasan dan pemahaman Denassa. Beliau memberi ilmu beberapa nama tumbuhan beserta khasiatnya. Tumbuhan Pertama yaitu kayu manis (Cinnamomum), lanjut dengan buah tin yang benar-benar baru saya ketahui.  Sebuah pengetahuan baru. Lanjut dengan beberapa tanaman lain, ada Maya-maya, langgoting, lempuyang, enau, tobo-tobo, jati (pewarna merah bata), kolasa (Streblus asper), rita (Astonia alba), kapuk (Ceiba petandra), asam (Tamarindus indicus),  bambu (Bambusa vulgaris) dan masih banyak lagi.


                  
RHD. Darmawan Denassa, sedang menjelaskan keanekaragaman hayati.
Selain berinteraksi langsung dengan tanaman, dalam sesi ini kami 
diperkenalkan jenis, nama, manfaat, serta kisah tanaman. 
 Foto: Yumi/SGI.
   

Penjelasan Darmawan Denassa tentang kekayaan hayati sangat menginspirasi saya untuk belajar, mengenal, dan mengetahui  lebih banyak   keanekaragaman hayati kita, apalagi saya memang jurusan Biologi.

* * *

Kami tiba dipenghujung acara. Kali ini penutupan dilaksanakan dengan pembagian sertifikat dari RHD untuk guru-guru hebat. Sangat menyenangkan dan menginspirasi perjalanan kali ini. Saya pribadi, benar-benar berterima kasih untuk Sekolah Guru Indonesia (SGI), Workshop Guru Literat, dan Rumah Hijau Denassa (RHD) yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman berharga. Terima kasih. 
Salam Literasi■

Makassar, 24 maret 2019




Catatan Kaki:

1)          Penulis merupakan Peserta Workshop Guru Literat yang diselenggarakan Sekolah Guru Indonesia.
2)          RHD beralamat lengkap di Jalan Borongtala No. 58 A., Kelurahan Tamallayang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulsel 92153.
2)      Unismuh singkatan dari Universitas Muhammadiyah Makassar.
3)      JILC  singkatan dari Jakarta Intensive Learning Center.